ATENSI69.ID – Jakarta, Fenomena banjir rob kembali melanda sejumlah daerah pesisir Indonesia pada pekan pertama November 2025. Di Pasuruan, Jawa Timur, banjir rob mulai terjadi pada Jumat (7/11/2025) sekitar pukul 22.00 WIB, merendam wilayah pesisir Kota dan Kabupaten Pasuruan dengan ketinggian air mencapai 20 hingga 50 sentimeter.
Di Kota Pasuruan, genangan air laut masuk ke permukiman warga di Kelurahan Tambaan, Ngemplakrejo, Mandaran, dan Panggungrejo. Sementara di Kabupaten Pasuruan, air pasang meluas ke Desa Kalirejo dan Semare (Kecamatan Kraton), Desa Tambak Lekok, Jatirejo, Semedusari (Kecamatan Lekok), serta Desa Kedawang dan Mlaten (Kecamatan Nguling).
“Kalau di wilayah Kecamatan Rejoso, hanya tambak-tambak yang terdampak. Warga berusaha menjaga tambak agar tidak lepas,” ujar Kasubdit Lidik Satpolairud Polres Pasuruan Kota, Aipda Laswanto.
Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pasuruan, air mulai surut pada Sabtu (8/11/2025) sekitar pukul 02.00 WIB. Meski demikian, BPBD mengingatkan warga agar tetap siaga karena pasang air laut berpotensi kembali terjadi pada malam hari.
Baca Juga: Tiga Perampok Nenek di Magetan Diringkus Polisi, Gunakan Modus Tanya Alamat
Empat Kecamatan di Bandar Lampung Terendam Banjir Rob
Selain Pasuruan, banjir rob juga melanda wilayah pesisir Kota Bandar Lampung, Lampung. Genangan air laut merendam empat kecamatan di kawasan Teluk Pesisir, menutupi jalan, pasar, dan permukiman warga.
Kepala BPBD Kota Bandar Lampung, Idham Basyar, menyebutkan genangan disebabkan oleh fenomena pasang maksimum yang dipicu fase bulan baru. “Kami sudah menyiagakan personel di sejumlah titik rawan untuk melakukan penanggulangan cepat bila terjadi banjir yang lebih parah,” ujarnya.
Fenomena pasang maksimum ini sebelumnya telah diperingatkan oleh BMKG Maritim Panjang dan diprediksi berlangsung pada 5 hingga 10 November 2025.
Banjir Rob di Nunukan, Belasan Rumah Terdampak
Di Kalimantan Utara, banjir rob juga terjadi di Kabupaten Nunukan pada Kamis malam (6/11/2025). Naiknya air laut sekitar pukul 18.45 WITA menyebabkan belasan rumah warga di Kecamatan Nunukan tergenang air.
Tiga lokasi terdampak parah antara lain wilayah Sei Bolong, Gang Delima RT 20 Nunukan Timur, dan Jalan Lumba-Lumba. Berdasarkan laporan BPBD Nunukan, sedikitnya 12 rumah dan 12 kepala keluarga terdampak.
“Air laut mulai naik sejak pukul 18.45 WITA dan masuk ke rumah-rumah warga di sekitar pesisir. Kami langsung turunkan tim untuk memantau kondisi di lapangan dan membantu warga,” ujar petugas BPBD Nunukan.
Petugas gabungan dari BPBD dan PMI bergerak cepat membantu warga, mengevakuasi barang, dan membersihkan rumah yang tergenang. Warga diingatkan agar tidak membiarkan anak-anak bermain air selama kondisi pasang tinggi berlangsung.
Kerugian Akibat Banjir Rob di Aceh Utara
Sementara di Aceh Utara, banjir rob menyebabkan kerugian ekonomi hingga ratusan juta rupiah. Kepala Desa Paya Bateung, Kecamatan Baktiya Barat, Yuswadi, mengatakan banjir rob terjadi berulang kali dan menggenangi area vital masyarakat seperti tambak ikan, kandang ayam, hingga kantor Bumdes.
“Dalam tahun ini banjir rob terjadi sekian kali dan kerugian secara ekonomi kami perkirakan capai 800-an juta rupiah,” ujarnya.
Yuswadi berharap pemerintah segera membangun tanggul laut sebagai solusi jangka panjang karena abrasi dan genangan air laut semakin memperparah kondisi desa.
Camat Baktiya Barat, Andre Prayuda, mengakui pihaknya telah menyampaikan laporan ke pemerintah kabupaten dan provinsi. “Kami sudah sampaikan, dan memang butuh waktu karena tanggul ini akan menelan anggaran yang tidak sedikit,” ujarnya.
BMKG Prediksi Fenomena Banjir Berlanjut
BMKG Tarakan memperkirakan banjir rob masih berpotensi terjadi hingga 10 November 2025, terutama di wilayah pesisir Kalimantan Utara. Menurut prakirawan BMKG Tarakan, Ida Bagus Gede Yamuna, fenomena ini dipicu oleh fase bulan purnama yang menyebabkan pasang tertinggi air laut.
“Kalau dilihat dari data kami, biasanya banjir rob di Tarakan terjadi ketika tinggi permukaan air laut mencapai sekitar 3,3 meter. Ketika melewati angka itu, maka peluang banjir rob semakin besar,” terangnya.
Ia juga menegaskan bahwa fenomena pasang ini tidak berkaitan dengan gempa bumi yang sempat terjadi di Tarakan pada 5 November. “Gempa itu disebabkan oleh aktivitas lempeng di bawah permukaan bumi, sedangkan banjir rob murni akibat gaya gravitasi bulan,” tegasnya.
Selain itu, BMKG memprediksi fenomena La Niña lemah akan berlangsung mulai November 2025 hingga Februari 2026, yang dapat meningkatkan curah hujan di atas normal dan memperbesar risiko banjir di wilayah Indonesia bagian utara.

Tragedi! Dosen Untirta Tewas Ditabrak Truk, Polisi Buru Pelaku
Tragis! Korban Kebakaran Terra Drone Bertambah, Evakuasi Berlangsung Mencekam
Menggemparkan! Banjir Garoga Tapsel Hapus Permukiman dan Putuskan Akses Jalan
Menggemparkan! Banjir Bandang Aceh Utara Picu Krisis 11 Hari Tanpa Listrik
Mengerikan! Banjir Bandang di Aceh Tamiang Hancurkan Rumah Warga
Geger! Kalapas Diduga Paksa Napi Muslim Makan Daging Anjing