ATENSI69.ID – Jakarta, Kasus buaya raksasa mati di Riau menjadi sorotan setelah reptil seberat 585 kilogram dan panjang 5,7 meter ditemukan tak bergerak di penangkaran sementara Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Indragiri Hilir. Buaya yang ditangkap warga Desa Sungai Undan itu sebelumnya mogok makan selama 20 hari dan mengalami infeksi pada kaki serta tangan.
Kepala DPKP Inhil, Junaidi, mengatakan kematian buaya diketahui setelah personel melakukan pengecekan rutin. “Kematian buaya dilaporkan setelah personel kita melakukan observasi tadi. Karena tak ada tanda-tanda bergerak, lalu dilakukan pengecekan ternyata sudah mati,” ujarnya.
Baca Juga: Sopir Taksi Online Perkosa Penumpang di Tol, Kronologinya Mengerikan
Kronologi Penemuan Buaya Raksasa Mati di Riau
Buaya tersebut ditangkap warga secara gotong-royong pada 1 November 2025 di Sungai Undan, Kecamatan Reteh. Karena ukurannya sangat besar, proses evakuasi menggunakan mobil kabin ganda memakan waktu sembilan jam melalui jalur darat menuju Tembilahan.
Setelah dibawa ke penangkaran sementara di DPKP Jalan SKB, buaya tidak mau makan selama hampir tiga minggu. Petugas juga merawat luka lecet di kaki dan tangan, namun kondisi reptil itu terus memburuk.
Pada Kamis (20/11/2025), petugas melakukan observasi karena buaya terlihat tidak bergerak, dan saat dicek ia telah mati.
Isi Perut Mengejutkan
Sebelum bangkai dikirim, DPKP Inhil melakukan pembedahan untuk mengeluarkan isi perut buaya. Temuannya membuat petugas terkejut.
“Ternyata isinya mengejutkan mulai dari plastik, elektronik, hingga benda tajam,” ujar Junaidi.
Isi perut yang ditemukan:
- 20 kantong plastik
- karung goni
- tutup minuman kemasan
- pisau kecil lengkap gagangnya
- mata tombak
- pecahan tabung televisi lama
Semua benda tersebut masih utuh, tidak ada satu pun tulang hewan atau manusia.
Junaidi menduga sampah yang tidak bisa dicerna itulah yang memperparah kondisi buaya. “Kemungkinan benda-benda yang tidak bisa dicerna itu penyebab buaya tersebut mati,” katanya.
Pengiriman Bangkai Buaya Raksasa Mati di Riau ke Jakarta
DPKP melaporkan kematian buaya ke BBKSDA Riau, Kementerian Kehutanan, serta instansi kelautan dan konservasi terkait. Setelah mendapat arahan, bangkai buaya diputuskan untuk dikirim ke sebuah lembaga konservasi di Jakarta.
“Pengiriman bangkai buaya itu atas permintaan lembaga tersebut untuk preparasi dan diawetkan,” jelas Junaidi.
Bangkai dibungkus plastik, dimasukkan ke mobil boks pendingin, lalu diberangkatkan pada Jumat (21/11) pukul 21.00 WIB agar tidak membusuk selama perjalanan.
Dampak Lingkungan
Kasus ini menjadi pengingat keras mengenai dampak pencemaran sampah di perairan. Sampah plastik, logam, dan pecahan elektronik yang ditemukan di perut buaya menunjukkan tingkat polusi yang mengancam satwa air, termasuk predator puncak seperti buaya muara.
Kematiannya memicu diskusi luas soal perilaku membuang sampah sembarangan yang dapat merusak ekosistem dan membahayakan satwa liar.

Tragedi! Dosen Untirta Tewas Ditabrak Truk, Polisi Buru Pelaku
Tragis! Korban Kebakaran Terra Drone Bertambah, Evakuasi Berlangsung Mencekam
Menggemparkan! Banjir Garoga Tapsel Hapus Permukiman dan Putuskan Akses Jalan
Menggemparkan! Banjir Bandang Aceh Utara Picu Krisis 11 Hari Tanpa Listrik
Mengerikan! Banjir Bandang di Aceh Tamiang Hancurkan Rumah Warga
Geger! Kalapas Diduga Paksa Napi Muslim Makan Daging Anjing