ATENSI69.ID – Jakarta, Kasus anak SD bunuh ibu menggegerkan warga Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatra Utara. Polisi menggelar pra-rekonstruksi dugaan pembunuhan ibu berinisial FS oleh anak kandungnya di rumah korban pada Minggu, 14 Desember 2025, dengan menghadirkan terduga pelaku dan sejumlah saksi.
Pra-rekonstruksi dipantau langsung Kapolrestabes Medan Kombes Jean Calvijn Simanjuntak bersama jajaran, termasuk Kasat Reskrim, Kapolsek Sunggal, dan Kanit Reskrim Polsek Sunggal. Proses berlangsung tertutup di dalam rumah dua lantai milik korban, dan hingga kegiatan berakhir, polisi belum menyampaikan keterangan resmi terkait hasil pra-rekonstruksi.
Kronologi Anak SD Bunuh Ibu Menurut Keterangan Warga
Perkara ini bermula pada Rabu, 10 Desember 2025. Korban ditemukan meninggal dunia akibat luka tikam di rumahnya. Berdasarkan informasi warga, korban mengalami sekitar 20 luka tusukan di bagian tangan dan punggung.
Sebelum kejadian, korban tidur bersama dua anaknya, AJ dan AL, di lantai satu rumah. Sementara suami korban tidur di kamar lantai dua. Sekitar pukul 04.30 WIB, AJ disebut berteriak memanggil ayahnya. Saat ayahnya turun, AL terlihat memegang pisau, sementara korban sudah dalam kondisi lemas akibat luka tusukan.
Kepala lingkungan setempat, Tono, menduga motif kejadian dipicu faktor sakit hati. Menurutnya, sebelum peristiwa terjadi, korban sempat memarahi AJ yang merupakan kakak AL.
Praktisi Hukum Minta Penyidikan Ekstra Hati-hati
Kasus ini turut mendapat sorotan dari praktisi hukum. Ketua Peradi Kota Medan, Dwi Ngai Sinaga, menekankan agar penyidikan dilakukan secara sangat hati-hati dan teliti, mengingat terduga pelaku masih anak di bawah umur.
“Kita turut prihatin atas peristiwa ini. Kita minta agar dalam proses pemeriksaan hanya ditangani oleh Polwan dengan didampingi tim psikolog. Kasus ini harus ditangani secara jeli, teliti, dan ekstra hati-hati karena masih rawan dan dapat mengguncang jiwa si anak,” ujarnya.
Ia juga menyoroti jumlah luka tusukan pada tubuh korban yang memunculkan pertanyaan terkait kemampuan fisik seorang anak.
“Kami sangat meragukan bagaimana kemampuan seorang anak bisa melakukan hal ini dengan kekuatan tenaga orang dewasa. Maka diperlukan ketelitian dan kejelian tim penyidik,” tambahnya.
Terduga Pelaku Dikenal Pendiam dan Berprestasi
Warga sekitar mengaku terkejut dengan kasus tersebut. Terduga pelaku berinisial SAS (12) dikenal sebagai anak pendiam, ramah, dan berprestasi di sekolahnya.
“Kami tidak menyangka anaknya bisa melakukan itu. Ia adalah anak yang paling ramah, baik saat bertemu dengan orang.
Tak hanya itu, ia juga berprestasi dalam mengikuti lomba di sekolahnya,” ujar salah seorang warga.
Warga juga menyebut keluarga korban tergolong tertutup dan jarang berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
“Mereka itu orangnya tertutup, jadi satu keluarga itu jarang keluar rumah.
Hanya saja, ketika berpapasan barulah mereka menegur kami. Korban memang tidak pernah bergaul dengan tetangga dan tidak pernah keluar,” lanjutnya.
“Kita tidak tahu permasalahan keluarganya. Yang kami tahu itu saat kejadian lah ada pembunuhan,” ucapnya.
Sorotan Publik dalam Kasus Anak SD Bunuh Ibu
Kasus anak SD bunuh ibu turut memicu keraguan publik. Sejumlah pihak menilai kejadian ini janggal, termasuk terkait peran ayah korban yang mengaku baru mengetahui kejadian setelah turun dari lantai dua.
“Semua adalah alibi si ayah, dia bilang adeknya di kamar pegang pisau bunuh mamanya dan dia katanya tidur di atas jadi gak dengar,” tulis akun Instagram @pakdebrewok2122.
“Logika, ini adek masih kelas 6 SD, bukan SMP ya kawan-kawan, dan luka tusuk ada 20 tusukan. Logikanya gak mungkin mamaknya gak teriak kalau gak dibekap,” sambungnya.
Perbedaan Sikap Ayah dan Anak
Tono menyebut ayah korban terlihat terpukul dan menangis histeris saat kejadian. Namun, beberapa tetangga melihat ia sempat mondar-mandir di depan rumah yang telah dipasangi garis polisi.
“Itu suami korban yang mondar-mandir dari tadi pagi. Dia terlihat sangat terpukul,” ujar seorang warga.
Saat dimintai keterangan, ayah korban memilih bungkam.
“Maaf ya, saya masih berduka,” katanya.
Sementara itu, sikap SAS disebut kontras. Ia tidak menangis dan hanya duduk terdiam di ruang tamu.
“Duduk aja di ruang tamu,” kata Tono.
Kondisi kakaknya dilaporkan mengalami luka di jari-jari dan telah mendapat perawatan medis.
“Kalau kondisi kakaknya waktu itu jari-jarinya terluka. Jadi diobati dokter yang datang,” sambungnya.
Pemeriksaan Psikologi Masih Berjalan
Hingga kini, terduga pelaku dalam kasus anak SD bunuh ibu masih menjalani pemeriksaan lanjutan, termasuk observasi psikologi forensik yang dilakukan selama dua hari. Polisi menegaskan proses ini penting untuk mengungkap fakta secara menyeluruh dan memastikan penanganan kasus sesuai dengan ketentuan hukum terhadap anak.

Sadis! Anak Bunuh Ibu di Medan, Korban Tewas dengan Puluhan Luka Tusuk
Sopir Taksi Online Perkosa Penumpang di Tol, Kronologinya Mengerikan
Kasasi Mario Dandy Ditolak MA, Hukuman Penjara Makin Berat
Pembakaran Rumah Hakim Khamozaro: Mantan Sopir Jadi Tersangka Utama
Pembacokan di Koja Gegerkan Jakarta Utara, Tiga Anak Pengamen Ondel-Ondel Ditangkap Polisi
Wanita Open BO Tewas di Hotel Sidoarjo, Pelaku Panik Usai Kencan Dua Kali
Geger! Anak SD Bunuh Ibu Kandung, 43 Adegan Direka Polisi
Darurat! Gempa Jepang Picu Peringatan Tsunami
Terungkap! Pengeroyokan Mata Elang Kalibata Libatkan Polisi