ATENSI69.ID – Jakarta, Sedikitnya 32 orang tewas dalam insiden longsor tambang ilegal Kongo yang terjadi di area tambang Kalando, Provinsi Lualaba. Peristiwa terjadi ketika ratusan penambang—mayoritas penambang ilegal—berdesakan memasuki lokasi tambang hingga sebuah jembatan darurat runtuh dan memicu longsor besar. Tragedi longsor tambang ilegal Kongo ini masih menyisakan puluhan korban hilang, sementara proses pencarian masih berlangsung.
Baca Juga: Kebakaran Jatipulo Jakarta Barat Hanguskan Puluhan Rumah, Ratusan Warga Mengungsi!
Kronologi Longsor Tambang Ilegal Kongo dan Runtuhnya Jembatan Darurat
Gubernur Lualaba, Fifi Massuka, menyebut hujan deras sebagai pemicu awal longsor tambang ilegal Kongo.
Namun berbagai sumber masyarakat sipil mengklaim ada konflik antara penambang dan aparat militer yang menjaga area konsesi. Menurut laporan, tembakan peringatan membuat ratusan penambang panik dan berlari menuju jembatan sempit yang menjadi akses utama penyeberangan.
Jembatan tidak mampu menahan beban penambang yang berdesakan dan akhirnya ambruk ke dalam parit berair, diikuti runtuhan tanah yang menimbun para pekerja.
Diperkirakan lebih dari 49 hingga 70 orang tertimbun berdasarkan laporan organisasi lokal, namun jumlah resmi masih menunggu proses pencarian.
Korban Jiwa dan Kondisi Area
Hingga saat ini, otoritas setempat telah menemukan 32 jenazah. Pencarian korban hilang masih berlangsung oleh tim penyelamat, aparat keamanan, dan otoritas provinsi. Roy Kaumba Mayonde menyebut para penambang tetap memaksa masuk ke tambang Kalando. Padahal wilayah tersebut sudah dilarang karena risiko longsor yang sangat tinggi.
Ia menyebut peristiwa ini “tragis” dan menegaskan bahwa jembatan yang runtuh dibangun sendiri oleh penambang liar tanpa standar keamanan.
Banyak pekerja terjebak dalam lumpur dan reruntuhan, dan kondisi lokasi yang licin serta terendam banjir menyulitkan evakuasi.
Investigasi Sertakan Dugaan Tembakan Militer
Insiden kembali menyoroti persoalan keselamatan di sektor pertambangan artisanal. Laporan SAEMAPE menyebutkan bahwa suara tembakan dari aparat memicu kepanikan yang menyebabkan penumpukan massa di jembatan.
Militer belum memberikan penjelasan atas dugaan tersebut.
Pemerintah provinsi Lualaba berjanji melakukan investigasi menyeluruh untuk memastikan penyebab utama tragedi serta menelusuri apakah tindakan aparat turut berkontribusi terhadap runtuhnya jembatan.
Konteks Besar Longsor Tambang Ilegal Kongo: Pertambangan Kobalt dan Kondisi Buruh
Tragedi ini tidak dapat dipisahkan dari kondisi sektor pertambangan negara tersebut.
Republik Demokratik Kongo adalah produsen kobalt terbesar dunia—menyumbang lebih dari 70% kebutuhan global industri baterai kendaraan listrik, ponsel, dan perangkat elektronik.
Namun sektor ini menghadapi persoalan serius:
- Maraknya penambangan ilegal
- Minimnya standar keselamatan
- Penggunaan pekerja anak
- Konflik antara koperasi tambang, aparat, dan penambang liar
- Infrastruktur tambang darurat yang tidak layak
Lebih dari 10.000 penambang liar tercatat beraktivitas di Kalando, dan pemerintah baru menghentikan seluruh kegiatan di area tersebut sehari setelah tragedi terjadi.

Banjir New York! Hujan Deras Ubah Jalan Jadi Sungai, 2 Orang Tewas
Serangan Beruang di Jepang Makin Brutal, Pemerintah Minta Bantuan Militer
Badai Melissa Terjang Jamaika dan Kuba, Jadi yang Terkuat di Dunia 2025
Viral! Sungai Eufrat Mengering, Bongkahan Emas Muncul?
Viral! Pesawat Jatuh dan Meledak di Bandara London Southend
Tragedi! Dosen Untirta Tewas Ditabrak Truk, Polisi Buru Pelaku
Tragis! Korban Kebakaran Terra Drone Bertambah, Evakuasi Berlangsung Mencekam
Menggemparkan! Banjir Garoga Tapsel Hapus Permukiman dan Putuskan Akses Jalan
Menggemparkan! Banjir Bandang Aceh Utara Picu Krisis 11 Hari Tanpa Listrik