ATENSI69.ID – Jakarta, Peristiwa banjir bandang di aceh tamiang menyebabkan kerusakan berat pada ribuan rumah dan fasilitas umum. Air naik sangat cepat hingga mencapai lebih dari tiga meter, memaksa warga menyelamatkan diri hanya dalam hitungan menit. Banyak warga kehilangan rumah, harta benda, dan masih bertahan di lokasi pengungsian.
Baca Juga: Geger! Kalapas Diduga Paksa Napi Muslim Makan Daging Anjing
Banjir Bandang di Aceh Tamiang: Warga Terjebak Lima Hari dan Bertahan Hidup di Tengah Arus Deras
Wahyu Putra Pratama, warga Kampung Dalam, menggambarkan bagaimana air bah datang tiba-tiba. “Air naik cepat sekali, setinggi kabel listrik, sekitar 3 meter. Rumah sudah hancur semua,” ujarnya. Ia mengatakan banjir mulai masuk seusai Magrib, dan warga segera mengungsi ke kantor KPA sebelum arus makin kuat.
Wahyu menambahkan bahwa mereka terperangkap lima hari. “Kami cari kelapa, apa saja. Kami berenang sambil ikat pinggang supaya tidak hanyut. Air naik hanya dalam satu setengah jam langsung tiga meter,” katanya.
Ishak alias Kureng, warga Desa Menang Gini, mengalami hal serupa. “Banjir hari Rabu mulai naik… Hari Jumat baru mulai reda pelan-pelan… Kami terjebak sekitar empat hari empat malam,” tuturnya. Ia menyebut bantuan yang paling dibutuhkan saat itu adalah makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Keduanya menggambarkan skala kerusakan yang luar biasa. “Ini tsunami, cuma bedanya air sungai,” kata Wahyu.
Gubernur Tinjau Lokasi dan Serahkan Bantuan
Gubernur Aceh, Muzakir Manaf (Mualem), menembus lokasi kejadian pada Rabu malam. Dalam perjalanan memasuki Aceh Tamiang, rombongan melihat jalanan gelap, dipenuhi lumpur, sementara kendaraan rusak berserakan. Rumah-rumah warga di Kampung Dalam rata dengan tanah, sebagian hanya menyisakan fondasi.
“Kita sedih dan pilu melihat kondisi ini. Kita harap rakyat Aceh tabah menghadapi cobaan banjir dan longsor,” kata Mualem.
Ia menyerahkan bantuan 30 ton sembako berisi air minum, beras, mi instan, biskuit, telur, dan obat-obatan. “Alhamdulillah, hari ini kita penuhi kebutuhan sembako. Kita masih kewalahan soal air bersih dan elpiji,” tambahnya.
Relawan dari Medan turut mengirim bantuan. “Besok juga ada truk berikutnya. Kami juga membuka posko di Medan untuk teman-teman yang ingin menyumbang,” ujar Rudi, salah satu penggerak aksi sosial tersebut.
Banjir Bandang di Aceh Tamiang: Pemerintah Pusat Dirikan Dapur Umum dan Kirim Logistik
Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) meninjau dapur umum di Kuala Simpang. Ia langsung menyapa para relawan yang memasak makanan untuk para pengungsi. “Terima kasih ya, ibu semua jadi relawan,” katanya.
Dapur tersebut menyiapkan 6.000 porsi makanan setiap hari. Sejak awal Desember, Kementerian Sosial telah mendirikan 28 dapur umum di Aceh dan wilayah Sumatra lainnya, mampu memproduksi sekitar 100 ribu nasi bungkus per hari.
“Kami dari Kementerian Sosial mengirim dukungan logistik dalam bentuk tenda, kasur, obat-obatan, dan juga makanan siap saji, menyelenggarakan dapur umum, dan lain sebagainya,” ujar Gus Ipul.
Ia menegaskan bahwa kebutuhan utama warga meliputi air bersih, listrik, obat-obatan, pakaian, dan makanan. “Insya Allah mudah-mudahan besok atau hari ini… sudah bisa dialirkan,” ujarnya terkait pemulihan listrik.
Banjir yang sebelumnya menutup akses darat kini mulai surut, sehingga distribusi logistik dapat berlangsung lebih lancar. Pemerintah juga berencana mendatangkan alat berat untuk membersihkan lumpur dan puing-puing banjir.
Kerusakan Meluas dan Ribuan Warga Terdampak
Data penanggulangan bencana sebelumnya mencatat jutaan warga di Aceh terdampak bencana hidrometeorologi yang melanda ribuan desa. Di Aceh Tamiang, puluhan desa mengalami kerusakan berat. Banyak warga kehilangan rumah sepenuhnya, sementara sebagian lain masih mencari anggota keluarga yang hilang.
Di sejumlah kampung, kerusakan mencapai lebih dari 80 persen. Warga menyebut sebagian wilayah benar-benar rata dengan tanah, hanya menyisakan pondasi dan puing-puing.
Gus Ipul menegaskan bahwa pemulihan memerlukan waktu panjang dan kerja bersama. “Ini memang memerlukan waktu dan memerlukan kerja keras… Saya kira ini adalah kerja-kerja bersama kita,” tegasnya.

Tragedi! Dosen Untirta Tewas Ditabrak Truk, Polisi Buru Pelaku
Tragis! Korban Kebakaran Terra Drone Bertambah, Evakuasi Berlangsung Mencekam
Menggemparkan! Banjir Garoga Tapsel Hapus Permukiman dan Putuskan Akses Jalan
Menggemparkan! Banjir Bandang Aceh Utara Picu Krisis 11 Hari Tanpa Listrik
Geger! Kalapas Diduga Paksa Napi Muslim Makan Daging Anjing
Gempar! Bocah SMP di Magetan Diikat dan Dipukuli Warga