ATENSI69.ID – Jakarta, Fenomena serangan beruang di Jepang brutal tengah menggemparkan negeri itu setelah serangkaian insiden mematikan terjadi di berbagai wilayah, khususnya di Prefektur Akita. Hingga Oktober 2025, sembilan orang dilaporkan tewas dan puluhan lainnya luka-luka akibat serangan hewan liar tersebut.
Gubernur Akita, Kenta Suzuki, menyatakan pemerintah daerah telah kewalahan menangani situasi dan berencana meminta bantuan militer untuk menanggulangi ancaman beruang. “Kelelahan kami di lapangan sudah mencapai batasnya,” ujar Suzuki. Ia mengatakan permintaan bantuan kepada Kementerian Pertahanan akan diajukan segera untuk mengatasi serangan yang semakin sering terjadi.
Suzuki menegaskan tidak ada undang-undang yang secara khusus mengatur pengerahan pasukan bela diri Jepang (JSDF) untuk membasmi beruang, namun situasi kali ini dianggap sudah darurat. “Seperti disebutkan sebelumnya, tak ada undang-undang yang secara jelas mengasumsikan pengiriman JSDF untuk membasmi beruang, sehingga tak semudah mengirim bantuan saat bencana,” ucapnya.
Baca Juga: Badai Melissa Terjang Jamaika dan Kuba, Jadi yang Terkuat di Dunia 2025
Data Terbaru Ungkap Serangan Beruang di Jepang Brutal dan Meningkat Tajam
Menurut data pemerintah, serangan beruang di Jepang ini telah mencapai angka tertinggi sepanjang sejarah. Setidaknya 172 orang dilaporkan menjadi korban serangan sejak April hingga 22 Oktober 2025, dengan 114 di antaranya terjadi di kawasan permukiman — mulai dari lahan pertanian hingga daerah perkotaan.
Prefektur Akita mencatat jumlah korban tertinggi dengan 25 orang diserang hanya dalam rentang waktu 2–22 Oktober. Dari total korban jiwa, enam di antaranya tewas di wilayah permukiman, termasuk di rumah dan fasilitas publik. Tahun ini menjadi rekor dengan 10 korban tewas akibat serangan beruang, melampaui rekor sebelumnya sebanyak enam korban pada tahun fiskal 2023.
“Permohonan bantuan militer ini muncul usai serangan beruang di Akita menyebabkan satu orang tewas dan tiga lainnya luka-luka,” jelas Suzuki. Hingga kini, lebih dari 8.000 penampakan beruang dilaporkan di Akita, meningkat enam kali lipat dibanding tahun lalu.
Mengapa Serangan Beruang di Jepang Terus Terjadi?
Ahli lingkungan memperkirakan serangan beruang terjadi karena meningkatnya populasi beruang serta berkurangnya habitat alami mereka. Populasi beruang hitam kini diperkirakan mencapai 44.000 ekor — tiga kali lipat dibanding 2012 — sementara beruang cokelat sekitar 12.000 ekor, sebagian besar di Pulau Hokkaido.
Seiring berkurangnya populasi manusia di pedesaan, beruang semakin sering berkeliaran ke daerah berpenduduk untuk mencari makanan. Beberapa laporan menyebutkan beruang kini berani memasuki rumah, sekolah, hingga supermarket. “Interaksi antara beruang dan manusia semakin sering, terutama di wilayah dengan jumlah pemburu yang menurun,” kata salah satu pejabat lingkungan.
Populasi pemburu beruang di Jepang memang menurun drastis, sejalan dengan penuaan penduduk. Lebih dari 30 persen warga Jepang kini berusia lanjut, sementara generasi muda semakin sedikit yang berminat menjadi pemburu atau petugas konservasi.

Longsor Tambang Ilegal Kongo Tewaskan 32 Penambang, Puluhan Lain Masih Hilang!
Banjir New York! Hujan Deras Ubah Jalan Jadi Sungai, 2 Orang Tewas
Badai Melissa Terjang Jamaika dan Kuba, Jadi yang Terkuat di Dunia 2025
Viral! Sungai Eufrat Mengering, Bongkahan Emas Muncul?
Viral! Pesawat Jatuh dan Meledak di Bandara London Southend
Tragedi! Dosen Untirta Tewas Ditabrak Truk, Polisi Buru Pelaku
Tragis! Korban Kebakaran Terra Drone Bertambah, Evakuasi Berlangsung Mencekam
Menggemparkan! Banjir Garoga Tapsel Hapus Permukiman dan Putuskan Akses Jalan
Menggemparkan! Banjir Bandang Aceh Utara Picu Krisis 11 Hari Tanpa Listrik