Munculnya tanah berkilau di Sungai Eufrat yang mengering bikin warga Suriah berburu emas, benarkah ini tanda kiamat seperti dalam hadis?
ATENSI69.ID – Jakarta, Sungai Eufrat yang kini mengering menarik perhatian banyak warga Kota Raqqa, Suriah. Mereka datang berbondong-bondong untuk mencari emas mentah setelah muncul gundukan tanah berkilau di dasar sungai yang surut.
Fenomena ini jadi pembicaraan hangat di media sosial. Siang dan malam, warga menggali tanah menggunakan alat seadanya seperti cangkul dan sekop.
Namun, insinyur geologi Khaled al-Shammari mengingatkan agar masyarakat tidak terburu-buru menyimpulkan. Dalam wawancara dengan Shafaq News, ia menjelaskan bahwa kemunculan tanah berkilau di sepanjang Sungai Eufrat bukan hal langka, karena sungai ini mengalir di wilayah yang memang kaya akan mineral.
Namun, tampilan tanah yang berkilau saja tidak cukup untuk memastikan keberadaan emas. “Hanya analisis geologi terperinci yang dapat menentukan apakah endapan tersebut mengandung emas atau mineral berharga lainnya,” ujarnya.
Pada masa lalu, mineral berkilauan yang ditemukan di Sungai Eufrat dan dikira emas, ternyata adalah pyrite (pirit). Logam ini juga dikenal sebagai “emas orang bodoh” karena kemiripannya dengan emas.
Pirit adalah mineral berwarna kekuningan yang tampak mengilap seperti logam. Rumus kimianya FeS₂, yang berarti ia termasuk dalam kelompok mineral sulfida besi. Pirit cukup umum dan bisa ditemukan di berbagai jenis batuan, seperti batuan beku, metamorf, maupun sedimen.
Baca Juga: Tragedi Marsma TNI Fajar Adriyanto, Gugur Saat Latihan di Bogor
Perdebatan Hadis dan Tanda Kiamat
Meski para ahli meragukan adanya emas, warga Raqqa tetap bersemangat melakukan pencarian. Bagi mereka, ini bukan sekadar peluang ekonomi, tetapi juga dianggap memiliki makna spiritual. Fenomena perburuan emas ini kembali menghidupkan perbincangan tentang sebuah hadis Nabi Muhammad SAW.
Hadis tersebut berbunyi, “Kiamat tidak akan datang hingga Sungai Eufrat menyingkapkan gunung emas yang akan menjadi perebutan manusia.”
Ulama Asaad Al Hamdani menyatakan bahwa hadis tersebut memang sahih dalam tradisi Sunni. Namun, ia mengingatkan agar masyarakat tidak langsung mengaitkan kejadian ini sebagai pertanda kiamat.
“Narasi-narasi seperti ini membutuhkan pemahaman mendalam dari para ulama, terutama saat dihubungkan dengan peristiwa aktual,” jelasnya kepada Shafaq News.
Keringnya Sungai Eufrat dan Gejolak di Tengah Warga Raqqa
Sungai Eufrat, yang mengalir melintasi Turki, Suriah, dan Irak, telah menjadi sumber kehidupan sejak zaman Mesopotamia kuno. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, volume airnya terus menyusut, memicu kekhawatiran di berbagai negara yang dilaluinya.
Kekeringan ini terjadi akibat beberapa faktor, seperti pembangunan bendungan di wilayah hulu (khususnya di Turki) dan memburuknya kondisi iklim global. Situasi ini menambah kompleksitas, apalagi ketika fenomena alam seperti surutnya sungai dihubungkan dengan tafsir spiritual.
Di tengah krisis lingkungan, perburuan emas di dasar sungai mencerminkan dilema yang dihadapi masyarakat Raqqa. Kebutuhan ekonomi yang mendesak mendorong mereka mengambil risiko, sementara kepercayaan religius membuat sebagian warga meyakini bahwa peristiwa ini memiliki makna spiritual yang lebih besar.
Tanpa campur tangan pemerintah dan pendekatan ilmiah yang jelas, fenomena ini bisa berubah menjadi persoalan sosial dan lingkungan yang serius di masa mendatang.

Longsor Tambang Ilegal Kongo Tewaskan 32 Penambang, Puluhan Lain Masih Hilang!
Banjir New York! Hujan Deras Ubah Jalan Jadi Sungai, 2 Orang Tewas
Serangan Beruang di Jepang Makin Brutal, Pemerintah Minta Bantuan Militer
Badai Melissa Terjang Jamaika dan Kuba, Jadi yang Terkuat di Dunia 2025
Viral! Pesawat Jatuh dan Meledak di Bandara London Southend
Tragedi! Dosen Untirta Tewas Ditabrak Truk, Polisi Buru Pelaku
Tragis! Korban Kebakaran Terra Drone Bertambah, Evakuasi Berlangsung Mencekam
Menggemparkan! Banjir Garoga Tapsel Hapus Permukiman dan Putuskan Akses Jalan
Menggemparkan! Banjir Bandang Aceh Utara Picu Krisis 11 Hari Tanpa Listrik